Dengan jantung berdebar-debar Luthien melangkah masuk ke dalam portal pos cora, kk HeN berjalan di depannya. Seragam steeler yang licin nampak membalut tubuhnya ramping namun kokoh itu, sedangkan rambut cepaknya seperti biasa disisir dengan rapi . Aduuh , bukan Cuma tampan... kk HeN juga sangat baik, sopan dan rapi, Luthien benar-benar tergila-gila padanya sejak pertemuan pertama.
Mereka kini telah menapakkan kaki ke tengah-tengah portal, kk HeN menyebutkan tujuannya dengan jelas “Markas Cora” yang segera diikuti oleh Luthien. Dalam sekejap mata tubuh mereka telah menghilang dari platform portal, tubuh kedua Cora itu terurai menjadi partikel-partikel kecil seukuran atom dan dikirimkan dengan kecepatan cahaya menuju platform portal di Markas Cora untuk kemudian disusun kembali di sana.
Luthien membuka matanya saat mereka telah tiba di markas Cora, seperti biasa keadaan markas sangat ramai hiruk pikuk seperti pasar. Mulai dari yang jualan voucher item mall, jual rare ore, cari partner DG, sampai yang maki-maki penipu jualan Voucher dan Archon pun ada.
“Yuk” ajak HeN sambil berjalan menuju kantin Cora
Kantin tersebut terletak di bagian ujung Markas, persis di hall yang menuju ke daratan Spire, tempatnya mungil namun tersedia banyak makanan. Sungguh nikmat menyantap makanan sambil merasakan hembusan angin sepoi-sepoi daratan Spire atau nonton pertandingan bola GvG, makanya kantin ini selalu ramai. Hari ini pun Luthien nggak kebagian tempat duduk, ia memutari kantin untuk mencari-cari bangku kosong.
“Silakan dek, es cendolnya” penjual cendol bernama lilsquall menjajakan dagangnya sambil mendorong gerobag bertuliskan Bakul Cendol Online di samping Luthien. Ih, mencurigakan kok kayaknya cendolnya basi gitu ya!?
“Sini Luth” ruapanya kk HeN berhasil mendapatkan kursi di tempat yang agak mojok, asikk bisa berduaan nih hihihi...
“Kok gampang banget dapat kursinya” Luthien menarik bangku dan duduk di hadapan HeN.
“Ya gampang lah, ngeliat aura gw semua otomatis bagi kursi ke gw hehehe”
“Dasar” Luthien ketawa sendiri sambil mengambil buku menu “Yuk pesan”
Tidak sampai setengah jam mereka sudah menghabiskan semua menu yang mereka pesan, Luthien kelaparan karena dari pagi ia belum makan. Ditambah lagi ia penasaran apa sih yang mau dibicarakan kk HeN, duh perutnya melilit membayangkannya nafsu makannya pun jadi mengerikan.
“So..” ujar Luthien setelah menarik nafas dalam-dalam “Yang mau dibicarain apa nih?”
“Ah iya soal itu” HeN meletakan gelas kopinya di meja “Kamu tahu kan akhir-akhir ini aku rajin farming sampe pagi di Ether”
“Ya iyalaah, tiap malem lu ngajakin gw nemenin elo farm jelas gw tau”
“Sebenarnya ada alasan khusus kenapa gw jadi rajin farming Luth” kk HeN mencondongkan badannya maju, jantung Luthien berdegup makin keras. “Gw lagi ngumpulin duid buat masa depan gw, dan gw rasa udah saatnya gw ngomong ke elu” sambil mengatakan demikian kk HeN meremas jemari tangan Luthien ...
Oh Decemmm!!!!! Luthien nyaris menjerit, masa gw udah dilamar sekarang???? gw belom siappppp!!!!
“Sebenarnya, gw mau bilang kalo... gw udah lama ngerencanain...”
Dhueg dhueg dhuerrrr jantung Luthien hampir copot saking cepatnya berdetak.
“Duh kk ini mau ngomong aja susah amattt” sahut Luthien gemas, hihihi malu-malu kali ya.
“Hehehe iya yah, duh gw bingung soalnya gimana mesti ngomong ke elu Luth, lu kan selalu ada buat gw selama ini, selalu setia nemenin gw, waktu gw dicaci maki karena kalah CW pun elu selalu mendukung gw, lu benar-benar berharga buat gw Luth” sambil mengatakan itu HeN menatap Luthien dalam-dalam dengan matanya yang teduh.
Duh duh mau melayang rasanya....
“Akhirnya tiba juga saat gw mengatakan ini ke lu, sebenarnya gw... berencana pindah ke planet Polaris...”
“Iya gw bersedia kk...” tanpa menyadari apa yang dikatakan kk HeN barusan, Luthien sudah menjawab sekenanya... Sedetik kemudian ia menyadari kebegoannya... “Apa...bisa diulang lagi kk?”
“Iya, bulan depan gw akan pindah ke planet Polaris”
DHUERRRRRRRR, badan Luthien serasa disambar Lightning Chain untuk kedua kalinya hari ini. “Ja- jadi maksud kk ngajak gw sarapan hari ini? “ Luthien masih menyimpan harapan,kali aja dia bakal diboyong ke Polaris jadi istri.
“Yah begitulah gw mau pamit, soalnya lu temen baik gw selama ini...bisa dibilang lu udah kayak saudara buat gw hehehehe“
Mati dah gw... mau nyungsep aja rasanya ke rawa kabut, rutuk Luthien dalam hati.
To Be Continued....
Chapter V: Gw belom siap!!!
Diposting oleh
Kresna
at
Kamis, 22 April 2010
Label: cerpen , Telenovusla
0 komentar:
Posting Komentar